Desahanmalam1,Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang ketika kami berdua sampai di perumahan tempat kakak laki-laki mas Ari, cowok yg sedang mendekati aku, yg sedang kosong itu. Dia ganteng dan badannya keker, aku suka Dia mendekatiku walaupun beda usianya jauh denganku.
Agen Togel Terpercaya Setelah menutup pagar depan, segera dia mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku dengan bibirnya. Aku sangat terkejut melihat ulahnya,“Eehhh Mas, kok gitu sih ” kataku memandangnya sambil melotot.
Namun dia dapat segera mengendalikan diri, sambil tersenyum dia segera meraih tanganku dan ditariknya masuk ke dalam rumah. Setelah menutup pintu terasa sekali di dalam suasana agak remang-remang karena gorden masih tertutup. Sambil tetap memegang tanganku erat-erat, dia menatap wajahku, wajahku masih cemberut dan kelihatan marah. Sambil tetap tersenyum dia berkata
“Nana, itu tadi berarti aku sayaang sama kamu, apa nggak boleh aku ngasih sun sayang?” rayunya.
“Mas gitu sih”,aku tetap merajuk kepadanya, aku menarik lepas tanganku dari genggamannya dan berjalan menuju ke sofa ruang tamu.
Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yg cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yg bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yg membulat terlihat jelas, kaosku yg cukup tipis membuat braku yg berwarna putih terpampang jelas sekali.
Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku,
“Nana sayang” rayunya.
“Aku boleh kan cium bibir kamu, say” Aku semakin merajuk.
“Nana sayang, terus terang, hari ini aku kepingin bersama kamu, aku ingin memberikan rasa kasih sayang ke kamu, asal kamu mau memberikan apa yg aku inginkan, mau kan sayang?” rayunya lebih lanjut.
Aku membelalak kaget ke arahnya,
“Maaaassssss” Hanya kata itu yg kuucapkan, selanjutnya aku hanya memandangnya lama tanpa sepatah katapun.Dia mengambil inisiatif dengan menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku.
“Nana sayang, percayalah apapun yg kukatakan, itu bentuk rasa cinta dan kasih sayang aku sama kamu say, percayalah. Aku menginginkan bukti cintamu sekarang”,
Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku kaget sehingga sama sekali tak memberontak. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata,
“Bagaimana sayang, kau bersediakah?”, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut.
“Mass” bisikku lirih.
“Nana sayang, percayalah sama aku”, rayunya lagi.
“Tapi mass, Nana takut Mas”, jawabku.
“Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku.
“Anu, Nana takut Mas nanti meninggalkan Nana”, bisikku.
Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku.
“Nana sayangku, aku terus terang tdk bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku.
“Tapi Mas” bisikku masih ragu.
“Nana, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa hari kenal sayang tapi percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi.
“Lalu kalau Nana sampai hhaamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.
”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, yah aku pasti mengawini kamu secepatnya, bagaimana sayang?” bisiknya.
Tangannya bergerak semakin berani, yg tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yg ketat,
“Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku.
“Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar.
Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggeraygi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas.
“aahh… Mas”, aku merintih pelan.
“Mas aah mmas.. Nana rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit vaginaku.
Diusapnya perlahan dari balik celanaku yg amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit vaginaku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku,
“eeehh Mas.. berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yg mulai sedikit memburu.
“Oooh Nana sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya.
Sementara jemari tangannya yg sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan vaginaku lagi.
“Ba.. baiklah Mas, Nana percaya sama Mas”, bisikku.
“Jadi?” tanyanya.
“hh. lakukanlah mass, Nana milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku.
“Benarkah? ooh.. Nana sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut.
Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup.
“aah Nana sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga.
“Mm Nana belum pernah punya pacar Mas, ini ciuman Nana yg pertama kok Mas”, sahutku.
“Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Nana sering nonton filmo yaa?” godanya.
Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu.
“I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka.
“Nana sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Nana serahkan apa yg bisa Nana persembahkan buat Mas, Nana ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”, sahutku lirih.
Jemari tangan kanannya yg masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan vaginaku yg masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku vaginaik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku.
“Oooh masss”, bisikku lirih.
“Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya.
“hh… iiyyaa mass”, bisikku polos.
Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit vaginaku dengan sangat gemas.
“sakit Mas aawww” aku vaginaik kecil dan pinggulku menggelinjang keras.
Kedua pahaku yg tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agarlebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.
Puas mengusap-usap bukit vaginaku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yg sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya,
“aawww… Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku.
Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.
“Auuggghh..” tiba-tiba dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri.
Aku yg tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget.
“Eeehh kenapa Mas?”
“Aahh anu sayang… penisku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku.
Aku tak menygka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, penisnya yg sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun .
“aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan tangan.
“He… he…” dia terkekeh geli, batang penisnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan penisnya sampai menonjol keluar semua.
Batang penisnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok penisnya dengan tangan kanannya,
“Uuuaahh…nikmatnya”.
“Na sebentar yaa… aku mau cuci penisku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, penisnya yg sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari.
Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat penisnya yg sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun.
“aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku.
“Iiihh… Nana… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli.
“Itu Mas, penis Mas”, sahutku lirih.
“Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau penis cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli.
“Iya…m..Mas, tapi penis Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka.
“Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, penis mereka jauh lebih gueedhee… kalau penisku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong penisku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal.
“Iiih… malu aah Mas, jorok.”
“Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yg telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yg masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang penis Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yg masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.
Kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala penisnya yg sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh penisnya yg ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang penisnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan kedua jemarinya.
“Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu.
“Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata.
“Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat.
Agen Poker Terpercaya Aku terpekik kaget,
“Iiih sakit mass…” tanyaku. Aku menatapnya gugup.
“Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih.
Aku yg semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yg tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas penisnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat.
Aku kini sudah berani menatap penisnya yg kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala penisnya. Jemari kiri berada di atas kepala penisnya sedang jemari yg kanan meremas penisnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek.
“.sshh…Naa… terusss sayang, yaahh… ohh… ssshh”, lenguhnya keenakan.
Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok penisnya itu maju mundur.
“Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat.
Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok penisnya. Dia semakin tak terkendali,
“Na… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah penisnya yg baru kukocok.
“Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku.
“Tadi pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos.
Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.
Dia meraih tubuhku yg berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yg bundar montok menekan dadanya yg bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas.
Terasa penisnya yg masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggeraygi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku.
Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau penisnya yg tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja.
Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan penisnya yg tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil,
“Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran.
“Abisnya… Mas sih, kan Nana geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil.
Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas penisnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus penisnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.
“aagghh… Na… terus sayang…” bisiknya mesra.
Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yg sedang meringis menahan rasa nikmat.
“Enaak ya mass…” bisikku mesra.
Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan penisnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku.
“Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.
Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok penisnya maju mundur.
“Sayang… kau suka yaa sama penisku”, katanya.
Sambil tetap mengocok penisnya aku menjawab dengan polos.
“suka sih Mas… habis penis Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi.
“Lucu apanya sih?” tanyanya.
Aku memandangnya sambil tersenyum
“pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan.
“Gitu yaa… kalau vagina kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya.
Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari penisnya.
“Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu.
“Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi.
Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yg tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yg berwarna putih itu.
Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit vaginaku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan tali ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah.
Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yg berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yg cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum.
“Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan.
Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas.
“Oooh…Masss” aku merintih kecil.
kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yg bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yg bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.
Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit vaginaku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yg mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang vaginaku.
Dan di sekitar situ ada jembut yg cukup lebat.
“Oohh.. Na, indahnya…” Hanya kalimat itu yg sanggup diucapkan saat itu.
Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yg masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu.
Agen Togel Terpercaya Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yg tampak berwarna merah muda kecoklatan.
“kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih.
Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi.
“Mass… Nana sudah siap, Nana sayang sama Mas, Nana akan serahkan semuanya seperti yg Mas inginkan”, bisikku mesra.
Dia merangkul tubuhku yg telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yg bulat menekan lembut dadanya yg bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yg telanjang,
“Aahh.. Na kita ngentot di kamar yuk, aku sudah kepingin ngentot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi.
Aku hanya tersenyum dalam pelukannya.
“Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.
Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yg telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan.
Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup agar tak kentara dari luar, walaupun gorden yg berada dalam kamar ini sama sekali tdk menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang, jadi sebenarnya sangat aman. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar.
Dia memandangi tubuhku yg telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yg bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki vaginaku.
“Buka pahamu sayang, aku ingin mengentotimu sekarang”, bisiknya bernafsu.
“Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan penisku yg tegang itu mulai menusuk celah vaginaku, tangannya tergetar saat membimbing penisnya mengelus vaginaku lalu menelusup di antara kedua bibir vaginaku.
“Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.”
“Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah.
Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala penisnya ke vaginaku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang vaginaku di antara belahan bukit vaginaku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir vaginaku bagian atas namun setelah ditekan ternyata jalan buntu.
“Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku vaginaik kecil dan menggeliat kesakitan.
Akhirnya dia berhasil menemukan celah vaginaku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala penisnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang vaginaku yg sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan penisnya seluruhnya ke dalam liang vaginaku.
Aku mulai merintih dan vaginaik-mekik kecil ketika kepala penisnya yg besar mulai berhasil menerobos liang vaginaku yg sangat-sangat sempit sekali. baca cerita sex lainya di seksigo.com
“Tahan sayang… aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala penisnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang vaginaku.
“aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan.
Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu,
“tahan sayang, baru kepalanya yg masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.
Tiba2 dia mencabut kembali penisnya yg baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan.
“Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang vaginamu masih sangat sempit dan kering sayang.”
“vaginaku sakit Mas”, erangku lirih.
“Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat Nana nyampe”, bisiknya bernafsu.
Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang,
“Nana… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah.
“mm… Nana bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos.
“Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”, bisiknya nakal.
“Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku.
Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya.
Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yg bugil terutama pada bagian selangkangan dimana penisnya yg sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit vaginaku.
Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang penisnya di permukaan bibir vaginaku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala penisnya yg tegang salah sasaran memasuki belahan bibir vaginaku seolah akan menembus liang vaginaku lagi. Akua hanya merintih kesakitan dan vaginaik kecil,
“Aawwww… Mas saakiit”, erangku.
“Aahh.. Na… vaginamu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.
Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yg menekan vaginaku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggeraygi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yg kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.
“Mass, geli”, erangku lirih.
Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yg kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut.
” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan.
Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu.
“Aawww… Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian.
Agen Poker Terpercaya Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yg kiri lalu berpindah ke toket yg kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi keduatoketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya.
Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali vaginaik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.
Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku.Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit vaginaku.
“Buka pahamu Na..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yg kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu vaginaku itu.
“Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih.
Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali.
“Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau Nana merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya.
Sambil memejamkan mata aku berkata lirih.
“Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos.
Dia memandangi vaginaku yg sudah ditumbuhi jembut namun kulit divaginaku dan sekitarnya itu tdk tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir vaginaku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yg berada di antara kedua bibir vaginaku itu tertutup rapat.
“MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum.
Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.
”abisnya vaginamu lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal.
“Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya.
Dia tertawa geli. Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan vaginaku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir vaginaku.
Bibirnya mengecup bagian bawah bibir vaginaku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yg bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir vaginaku yg tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir vaginaku bagian bawah.
Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yg lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir vaginaku. Dia memegangi kedua belah bokongku yg sudah berkeringat agar tdk bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir vaginaku. aku mengerang-erang dan tak jarang vaginaik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.
Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan vaginaku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yg diciptakannya pada vaginaku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan.
Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir vaginaku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yg basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang vaginaku yg amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir vaginaku agak lebar, namun aku vaginaik kecil karena sakit.
“aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan.
“maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir.
Dia mengusap dengan lembut bibir vaginaku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir vaginaku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang vaginaku yg sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yg juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari vagina wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku vaginaik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput.
Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir vaginaku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir vaginaku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku vaginaik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir vaginaku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku
Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang vaginaku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur.
Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yg baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yg keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yg kental. Dia menjilati seluruh permukaan vaginaku sampai agak kering,
“Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia.
“Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.
Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yg telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga penisnya langsung menempel di atas vaginaku yg masih basah.
Dia mengusap-usapkan kepala penisnya pada kedua belah bibir vaginaku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal penisnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke vaginaku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil,
“Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja.
“Sayaang, penisku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakalpenuh nafsu.
“Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, Nana takutsakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan.
Sedikit disibakkannya bibir vaginaku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala penisnya yg besar ke liang vaginaku yg sempit. Diamulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang vaginaku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala penisnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir vaginaku dan plekk… bibir vaginaku langsung menjepit nikmat kepala penisnya.
“Tahan sayang…” bisiknya bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei.
Dia Agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala penisnya mulai tenggelam di dalam liang vaginaku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan.
Dia tak peduli, mili demi mili penisnya secara pasti terus melesak ke dalam liang vaginaku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yg menghalangi kepala penisnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan penisnya, ngotot terus memaksa memasuki liang vaginaku yg luar biasa sempit itu.
Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya penisnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat penisnya mendesak masuk liang vaginaku. dia mengerang nikmat.
Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya penisnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir vaginaku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat vaginaku yg luar biasa. Sementara aku hanya vaginaik kecil lalu memandangnya sayu.
“Mass… Nana sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih.
“Nana sayang, Mas sekarang juga nggak perjaka lagi”, balasnya mesra.
Kami sama-sama tersenyum. Direbahkannya badannya di atas tubuhku yg telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Vaginaku menjepit meremas kuat penisnya yg sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yg masih menahan sakit menerima tusukan penisnya.
“Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya.
“MAs, bagaimana kalau Nana sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.
”Oke…nanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas.
“Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya.
“Biariin…” “Maasss…” aku agak berteriak.
“Apaan sih…” tanyanya kaget.
Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih.
“dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar.
“Iiih Nana kebanyakan nonton filmo, kan vaginanya masih sakiit”, jawabnya.
“Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja.
Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. penisnya mulai menggesek liang vaginaku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan penisnya yg tegang.
Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Aku merintih dan vaginaik kesakitan dalam cumbuannya.
Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang vaginaku yg hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat penisnya. Ketika ditarik keluar terasa daging vaginaku seolah mencengkeram kuat penisnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya.
“Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan.
“Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya.
“pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yg banyak di liang vaginaku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.
Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum penisnya yg sudah tegak berdiri. Penisnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.
“Enak banget yg, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yg”, erangnya.
Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yg menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vaginaku.
Dia tahu apa yg kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke vaginaku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yg aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik.
“Mas, nikmat banget deh, Nana sampe lemes”, kataku.
“Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.
DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yg sudah dibelinya.
“Na, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya vaginamu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku.
“Nana nurut aja apa yg mas mau, Nana kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah.
Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya.
Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yg terasa nikmat.
“Mas enak sekali..” nafasku terengah-engh.
Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum-kulum, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vaginaku yg sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketikla Responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya.
Dia ganti dengan posisi 69.Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah penisnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala penisnya lalu mengulum penisnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati vagina dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan penisnya di vaginaku.
Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal.
“buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku.
“biar masuknya dalem banget yg, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku.
Penisnya digesek-gesekkan di vaginaku yg sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan.
“Ayo Mas cepat, aku sudah tdk tahan lagi” pintaku dengan bernafsu.
“Wah kamu sudah napsu ya Na, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika penisku masuk ke vagina kamu”, jawabnya.
Dengan pelan tapi pasti dia masukan penisnya ke vaginaku. “Pelan-pelan ya mas, biar gak sakit”, lenguhku sambil merasakan penisnya yg besar menerobos vaginaku yg masih sempit.
Dia terus menekan-nekan penisnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa penisnya nancep dalem sekali.
“Mas enjot yg cepat, Mas, Nana udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku.
“Aku juga mau keluar, yg”, jawabnya.
Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa vaginaku berkedutan meremes-remes penisnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.
Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut penisnya lagi.
“Aku belum puas yg, mau lagi, boleh kan?” yanyanya.
“Boleh mas, Nana juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala penisnya yg langsung ngaceng dengan kerasnya.
Kemudian kepalaku mulai mengangguk-ngangguk mengeluar masukkan penisnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan,
“Enak banget Na emutanmu. Tadi vaginamu juga ngempot penisku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan-kapan″. Aku diam tdk menjawab karena ada penisnya dalam mulutku.
“Na, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke vagina kamu”, katanya sambil minta aku nungging.
“MAu ngapain mas, kok Nana disuru nungging segala”, jawabku tdk mengerti.
“udah kamu nungging aja, mas mau ngentotin kamu dari belakang”, jawabnya.
Sambil nungging aku bertanya lagi,
“Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”.
“Ya gak lah yg, ngapain di pantat, di vagina kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya.
Dengan pelan diumasukkannya penisnya ke vaginaku, ditekan-TEKANnya sampe amblas semua, terasa penisnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Penisnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut.
Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot, sakit sudah tdk terasa lagi.
“Mas, Nana udah ngerasa enaknya dientot, terus yg cepet ngenjotnya mas, rasanya Nana udah mau nyampe lagi”, erangku.
Dia tdk menjawab, enjotan penisnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yg keras dia melenguh,
“Na aku ngecret, aah”, erangnya.
“Mas, Nana nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe. Kembali aku terkapar kelelahan.
Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yg sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yg sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku.
” Mass, geli!” aku menggeliat manja.
Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang-ulang hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan keDdua siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya.
Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku.Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya.
“Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yg nyelip masuk mulutku kuhisap-hisap. Aku segera meraba penisnya lagi, kugenggam dan kugesek-gesekkan ke vaginaku yg mulai berlendir. Lendir vaginaku melumuri kepala penisnya, penisnya menjadi makin keras.
Urat-urat berwarna hijau di kulit batang penisnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala penisnya nyelip di bibir vaginaku. Terasa bibir vaginaku menjepit penisnya yg besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku.
“Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku.
“Kakimu dibelitkan di pinggangku Na”, pintanya sambil terus menciumbibirku.
Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yg sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong penisnya lebih dalam.
Sesak rasanya vaginaku. Pelan-pelan dia menarik sedikit penisnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir vaginaku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala penisnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi penisnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis.
“Sakit yg”, tanyanya.
“Tahan sedikit ya”. Diakembali menarik penisnya hingga tinggal kepalanya yg terselip di bibir luar vaginaku, lalu didorongnya kembali pelan-pelan.
Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tdk merasa sakit.
“Nana, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali penisnya.
Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong penisnya masuk penisnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan penisnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga penisnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yg dijulurkan masuk ke mulutku.
Sementara itu dia terus menekan penisnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai-balainya dan terus mengecup bibirku. Penisnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan-peln, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh penisnya sudah nancap di vaginaku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.
”Akh mas”, lenguhku ketika terasa penisnya sudah masuk semua, terasa vaginaku berdenyut meremes-remes penisnya.
“Masih sakit Na”, tanyanya.
“Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul-mukul pantatku. Dia mulai mengenjotkan penisnya keluar masuk vaginaku.
Entah bagaimana dia mengenjotkan penisnya, itilku tergesek penisnya ketika dia mengenjotkan penisnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong penisnya masuk semua,
“Na, vaginamu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan penisny
Terasa bibir vaginaku ikut terbenam setiap kali penisnya dienjot masuk.
“Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan penisnya.
Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot penisnya masuk.
“Na, aku udah mau ngecret”, erangnya lagi.
Agen Togel Terpercaya Dia menghunjamkan penisnya dalam-dalam di vaginaku dan terasalah pejunya nyembur-nyembur di dalam vaginaku. Bersamaan dengan itu,
“Mas, Nana nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe.
Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tdk nyesel karena ternyata dientot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.
» Thanks for reading Cerita Sex Belajar Ngesex Sampe Pingsan
0 Response to "Cerita Sex Belajar Ngesex Sampe Pingsan"
Post a Comment